Monday, October 08, 2007

Macet lagi, macet lagi

Bangun jam stgh 6, shalat shubuh, mandi. Berangkat jam stgh tujuh. Nyampe kantor jam 9:15.
Saya tinggal di Bekasi Timur. Bekasi itu ada di sebelah timur Jakarta. Jadi, saya tinggal di sebelah timurnya Jakarta Timur. Padahal kantor di Jakarta Selatan.
Bageus...
Perjalanan segitu lama, seharusnya saya udah nyampe Bandung.

Friday, October 05, 2007

Pelajaran dari seorang buta

Tadi malam saya naik bis kota jurusan Kota - Bekasi Timur. Saya naiknya dari komdak (plaza semanggi) jam 9 malam. Saya melihat ada orang buta masuk bis. Saya pikir, hebat sekali ni orang buta naik bis sendirian, bawa2 tas lagi. Saya pikir orang buta itu penumpang, karena dia langsung ke belakang ketika kondektur bilang di belakang masih ada tempat duduk yang kosong. Di bis itu kebetulan ada pengamen, nyanyi2 lagu panbers gak jelas gitu. Di Jati Bening pengamen ini turun. Lalu si orang buta itu maju ke depan. Saya kira dia mau turun, eh ternyata dia mau ngamen dan tas yang dia bawa itu isinya mickrophone dan alat karoeke.
.
Saya tertegun. Selama ini kadang saya suka mengeluhkan pekerjaan saya yang ibarat kerja rodi ini. Kerja mati-matian tapi pendapatan tak seberapa. Tapi melihat orang buta ini, saya menyesal pernah mengeluhkan pekerjaan saya. Kesulitan saya tentunya tak ada apa2nya dibandingkan dengan kesulitan si orang buta ini. Naik turun bisnya aja udah susah setengah mampus, bawa2 alat karoeke segede gaban yang tentunya jauh lebih berat dari laptop saya, padahal penghasilan dari mengamen tentunya lebih tak seberapa lagi dibandingkan pendapatan saya.
.
Saya kasih dia uang lebih dari biasanya kasih kepada pengamen lainnya. With all his effort, he deserved more than that actually. Saya berterima kasih pada si orang buta, yang telah mengingatkan saya untuk bersyukur atas nikmat yang telah saya miliki selama ini.

Wednesday, October 03, 2007

Buka Puasa Bersama


Hari jumat kemarin saya baru aja buka puasa bersama dengan temen2 SMA. Dimulai dari ajakan seorang Andhikus via email untuk berbuka puasa bersama di Izzy Pizza BEJ (ini adalah ajakan licik mengingat kantor andhikus ada di BEJ!). Lalu berlanjut dengan email spektakuler mendadak, masih dari seorang Andhikus: "Guys, sorry for the sort notice. Izzy Pizza-nya penuh. Tempat dipindah di kantor gua ya!".
.
Ok. Mari saya ulangi kata yang bergaris bawah diatas: kantor gua!! Ini adalah sebuah ajang pamer terselubung dari seorang Andhikus untuk menunjukkan kekuasaannya di kantor lawyer nya tersebut. Siapa lagi diantara kita2 yang bisa ngajak buka puasa bersama di kantor nya?! Mentang2 bossnya lagi gak ada. Hehe. Piss Dhik! ;D
.
Saya datang dengan penuh perjuangan dari kantor saya yang ada di Kuningan menuju BEJ dengan menggunakan ojek. Yup benar, OJEK. Mengingat jalan sudirman yang macetnya gak waras setiap jumat, waktu itu saya pikir menggunakan ojek adalah sebuah pertimbangan yang sehat (duduk berlama2 di taksi itu gak sehat, terutama buat dompet).
.
Dengan kemeja bau asap, akhirnya sampai lah saya di BEJ. Oke saya mengaku. 1,5 tahun kerja di kuningan, belum pernah sekali pun saya menginjakkan kaki ataupun menorehkan cap jempol saya di BEJ. Mengingat pepatah malu bertanya sesat di BEJ, dengan muka polos saya pun bertanya pada seorang bapak2 yang wajahnya terlihat intelek: "Pak, tower 1 yang mana yah?".
Masalah pun timbul ketika masuk tower 1 saya melihat banyak satpam. Masih mengingat kepanjangan peribahasa diatas 'Malu bertanya sesat di BEJ, banyak bertanya malu2in', saya memutuskan untuk tidak bertanya. Dengan langkah penuh percaya diri, saya pun melalui satpam2 itu.
.
Untuk kemudian dipanggil,
.
"Pak2, tuker ID dulu pak".
.
Malu.
.
Tapi gak seberapa dengan kejadian berikutnya, dimana saya harus melalui gate yang pintunya buka tutup secara otomatis. Sempat saya mondar mandir, celinguk sini celinguk sana. Akhirnya dengan mengintip cara orang lain masuk/keluar, saya pun berhasil melalui gate itu dengan dengan diiringi tatapan Kampung-Banget-Sih-Ni-Orang. Gila, untung gak jadi saya lompatin tuh gate.
.
Setelah bertanya sekali lagi pada satpam dimana itu suit 1612, saya berhasil nyampe juga di kantor Andhikus.
.
Gak nyangka udah 7 tahun berlalu sejak kita lulus dari SMA dan beberapa diantara kita masih akrab seperti dulu kala. Dari mulai TNI AD, TNI AU, lawyer, auditor, dosen, PNS yang merangkap mahasiswa abadi, dokter, engineer, dll. Cuma 15 orang yang kumpul, tapi profesinya begitu beragam. Perbedaan jalan hidup yang dipilih setiap orang mulai terlihat jelas.
.
Yang paling menonjol dari kita semua tentu saja, Donus. Tentara yang satu ini benar2 terlihat seperti tentara walopun sudah berusaha menyamar menjadi sipil. Kulit terbakar matahari dan wajah yang seperti baru pulang dari medan perang emang gak bisa ditutup2i. Maklum bung, KOPASSUS. Pasukan elitnya Angkatan Darat. Donus ini baru aja pulang latihan dari Nusa Kambangan. Ya Allah, TNI apa Napi sih Don? Beda nasib dengan Febus, yang walopun sama2 TNI tapi penampilannya sedikit lebih beradab. Hehe.
.
Lain lagi ceritanya Mokus. Mokus ini lulusan STAN. Sekarang kerja sebagai PNS di Kementerian BUMN kalo gak salah. Anyway, sampai sekarang Mokus masih berjuang untuk menyelesaikan S1nya di UI yang udah masuk tahun ketiga (ya ampunn Mok, hari gini masih kuliah S1?? hehe). Padahal teman kita, Carlosus udah jadi dosen di universitas yg sama. Nasib orang emang lain2 ya Mok? Piss.
.
Dr. Anggus udah buka praktek sendiri sekarang di daerah Cempaka Putih. Makasih buat 'Surat Sakti'nya Ya Pak!! ;D
.
Andhikus sama Wendhus mah masih relatif sering ketemu. Habis dulu sempat satu kosan dengan dengan 2 manusia lajang ini. Wisnus masi di Bandung, training. Enak banget si Wis, training sebulan di Bandung!!
Kalo yang lain2nya mah kurang lebih sama, kerja di perusahaan swasta. Paling yang beda gajinya. Hehe.
.
Senangnya masih bisa kumpul2 sama teman2 SMA. Rencananya si abis lebaran kita mau ngumpul lagi, silaturahmi gitu. Till we meet again ya!!! ;D
.
.
.
Disclaimer:
Semua nama yg saya sebut diatas bukan nama sebenarnya.


Tuesday, October 02, 2007

Fase Hidup

Since saya udah menghabiskan seperempat abad jatah hidup saya plus mumpung bulan ramadhan juga, saya sedikit flashback ke belakang melihat kehidupan saya yg udah berjalan (kalo ke depan flashfront kali ya? ;p). Saya membagi kehidupan saya sendiri ke dalam 5 fase.
.
Fase 1
0 - 15 tahun. Ini fase kehidupan dari TK, SD, sampe SMP. Fase kehidupan anak2 & remaja awal dimana ayah masih menjadi seorang Superman yang bisa segalanya, menjadi tokoh idola dan panutan. Keluarga masih menjadi rujukan nilai2 yang utama. Di masa ini saya masih menjadi anak kesayangan orang tua: baik2, rajin ke mesjid, ranking di kelas, aktif di PMR dan yang paling penting, tampan. Survey mengatakan, 7 dari 10 orang tua Indonesia menginginkan anak seperti saya. hehe.
.
Fase 2
SMA. Fase remaja. Fase2 pemberontakan. Masa dimana saya mulai mencari nilai2 dari luar keluarga. Masa2 dimana tokoh2 seperti Kurt Cobain, Iwan Fals, Bimbim Slank, Billy Joe (Green Day), Yukie (Pas Band) dan lain2 punya pengaruh yang sangat besar dalam hidup saya. Sempat saya tergila2 sama musik rambut berdiri sampai hampir tiap minggu latihan band. Punk not dead, beibeh!! ;D Fase dimana saya berusaha memberontak terhadap segala nilai yang selama ini dipaksakan, baik itu dari keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Entah benar, entah salah, pokoknya saya melawan. Fase dimana saya ingin membentuk nilai2 saya sendiri. Ini juga merupakan fase awal kemandirian, karena kebetulan sekolah saya adalah sekolah berasrama penuh. Sekolah dimana kerapihan tempat tidur serta mengkilat tidaknya sepatu menjadi standar ukuran kepribadian seseorang. Pathetic!! Saya jadi ingat, dulu di buku tahunan SMA, saya menulis Bimbim Slank dan Tre Cool (drummernya Green Day) sebagai idola. Padahal teman2 yang lain menulis kedua orang tuanya lah, atau Nabi Muhammad lah. hehe. Anyway, saya mulai jadi anak yg menyebalkan di fase ini, tapi teuteup, Tampan.
.
Fase 3
Masa kuliah. Ini adalah masa2 idealisme mahasiswa. Masa2 dewasa awal. Mulai meninggalkan Slank & Green Day sebagai idola, digantikan Soekarno, Kang Jalal, Karl Marx, Cak Nur, Che Guevara, dan tokoh pengubah wajah dunia lainnya. Masa2 perjuangan, ingin memberikan yang terbaik untuk masyarakat, untuk kampus. Aktif di Himpunan, BEM, HMI, ikutan demo, rapat2 kepanitiaan, nginep di kampus, nempel2 spanduk, bagi2 selebaran, semua untuk idealisme. Masa2 dimana uang bukan menjadi tujuan. Juga merupakan masa2 pencarian (kembali) Tuhan buat saya (gara2 LK 1 HMI nih!). Saya menjadikan Tuhan sebagai sebuah pilihan setelah sebelumnya Tuhan merupakan sebuah dogma dari orang tua.
.
Fase 4
Masa2 dunia kerja, fase dewasa kedua. Masa2 menghadapi realitas dan kejamnya rimba kehidupan. Mulai mengerjakan sesuatu untuk uang. "Kerja disini mah gajinya segini, kerja disitu mah gajinya segitu". Bukan, bukan saya mendewa-dewakan uang, atau menganggap uang segalanya. Tapi memang, hampir segala hal yang saya inginkan memerlukan uang. Masa dimana saya mengubur idealisme yang saya dewa2kan selama kuliah. Demi uang, akhirnya saya mengabdikan hidup saya untuk kapitalisme yg saya hujat2 setengah mampus selama saya kuliah.
.
Fase 5
Fase menikah. Walaupun masih kerja di tempat yang sama, mengerjakan hal yang sama, tapi menikah memang membuat segalanya jadi berbeda. Kata2 "Selamat menempuh hidup baru" memang klise. Tapi justru sesuatu menjadi klise karena terbukti benar kan?! Pernikahan adalah sebuah kehidupan baru dimana kamu mulai berbagi kehidupanmu dengan orang lain. Khusus untuk laki2, kamu mempunyai sebuah tanggung jawab baru untuk memimpin keluarga, masang antena TV, dan benerin genteng bocor. Dan kamu tidak boleh lagi punya 2 pacar. hehe. Saya berada di fase ini sekarang.
.
Mungkin fase berikutnya adalah fase beranak pinak kali ya, mempunyai sebuah tanggung jawab yang baru. Fase dimana kita tidak bisa melakukan segalanya secara sembarangan karena kita tahu, ada si kecil yang akan meniru segala hal yang kita lakukan. Fase ini masih dalam tahapan Construction In Progress. Doakan saja. ;)
.
Tidak semua fase hidup itu saya lalui dengan mulus. Yah, kalo mulus, mungkin bukan hidup namanya. Dan kehidupan macam apa anyway, yang selalu dijalani dengan mulus. Saya melakukan beberapa kesalahan, beberapa masih saya lakukan sampai sekarang, tapi semoga kesalahan ini adalah proses untuk menjadi benar. Lagipula, siapa sih yang belum pernah berbuat salah? (halah, alibi basi!)

Tuesday, August 28, 2007

Malam di teras lantai 12

Merokok di teras lantai 12. Melihat citylights alakadarnya. Cahaya dari rumah2 yang berdesak2an bersanding anggun dengan cahaya dari gedung2 pencakar langit. Menghadirkan sebuah realitas ironis yang manis. Dan kuhisap asap rokokku dalam2, meresapi sejumput kedamaian yang kutemukan.
.
And I pray,
Dear God,
please forgive me for what I've done,
for what I've felt
for what I've thought
for what I've become.

Monday, August 20, 2007

PASBAND di Soundrenaline

Gua gak bisa tidur semalam gara2 olahraga malem2. Baru selesai olahraga jam setengah 10, alhasil jam 12 mata gua masi melek, boro2 ngantuk. Nonton liputan Soundranaline di transTV, salah satu band yang diliput adalah PASBAND. Dalam konser mereka di bali, PASBAND dengan kreative nya ngegabungin unsur etnik setempat, yaitu tari kecak dengan lagu mereka, JENGAH. Gabungan ini bener2 kreative walopun emang masih kelihatan unsur dadakannya. Musik PASBAND masih terlalu dominan sehingga unsur kecak nya itu sendiri terasa minim. Tapi gua sendiri gak tau apakah ini disengaja oleh PASBAND atau justru pengaturan volume nya itu sendiri oleh bagian mixing yang kurang maksimal sehingga vokal dari para penari kecak terasa kurang terdengar. Yukie sendiri sebagai ujung tombak tampil POLL!!! Yukie bernyanyi diiringi dengan gerakan tangannya yang menyerupai gerakan kecak dan tampil sangat atraktif. Ternyata Soundrenaline membuktikan bahwa peminat PASBAND masih layak diperhitungkan jumlahnya. Terbukti saat Yukie mengajak para penonton untuk ikut bernyanyi, terlihat banyak penonton yang hapal lirik lagunya. Beng-beng teuteup dengan gaya nya yang unik dan nyeleneh. Gua suka banget gaya dia yang cool dan gak banyak omong (since dia gitaris, ngapain juga banyak omong?!). Terus ternyata PASBAND memenangkan penghargaan dari soundrenaline sebagai band peringkat 4 yang dianggap membawakan tema sound of change. Slank dapat peringkat ke-3. Yang ke-1? Nidji. Najis. Gua gak setuju! Mestinya PASBAND yang nomor satu! Slank boleh lah nomor dua. Nidji mah nomor sebelas aja. Heuheu. Pokoknya buat gua teuteup PASBAND yang terbaik (meskipun temen kantor gua gak ada yang suka, huuuh).

Thursday, August 09, 2007

Antara musik dan konsentrasi belajar/bekerja

Dapet email..

Re: Tanya : Effictivitas belajar/bekerja sambil dengerin musik
Posted by: "suryadi@binus.ac.id" suryadi@binus.ac.id kalong_id
Wed Aug 1, 2007 3:46 am (PST)
dear rekan muslich,
saya pernah dapatkan gambar2 tentang gelombang otak dengan kemampuan otak
meresap pengetahuan baru.
musik bisa mempengaruhi gelombang otak.
jadi kalau musik itu bisa bawa orang itu memasuki level alpha (rilex) maka
lubangnya membesar. bila sampai ke level theta lebih besar lagi. kalau
konsentrasi ke belajar/ bekerja sudah penuh maka bisa saja musik itu tidak
terdengar lagi
, orang itu tenggelam / asyik masyuk dengan pekerjaan/
pelajarannya.
tapi kalau musiknya berisik (kayak house of music, metal trash sejenisnya)
itu otak tetap di level beta, lubangnya kecil2. disarankan dengar musik
klasik. di beberapa sekolah sambil muridnya kerjakan tugas pekerjaan
sekolah disetel lagu klasik di kelasnya.
semoga membantu.
salam,
suryadi



Gua adalah jenis orang yang kalo belajar/bekerja gak bisa rame2. Harus dalam kondisi sunyi, dimana gua gak mendengar bunyi apa2. Tapi kondisi kerjaan gua gak mendukung untuk itu. Kerja dengan satu tim dalam sebuah ruangan pasti berisik, at least ada aja yang ngomong. Karena itu gua kalo kerja hampir selalu ngedengerin musik. Dan jujur gua sering mengalami kondisi alpha kayak email diatas dimana gua denger musik kenceng2 tapi gua seolah gak mendengar apa2, walopun gak selalu sih. Waktu gua mencapai kondisi alpha itu, earphone seolah2 berubah fungsi jadi sumpel kuping. Yang gua heran adalah gua mencapai kondisi alpha itu ketika gua mendengarkan musik2 keras, terutama yang liriknya pakai bahasa inggris. Point lirik bahasa inggris nya bisa gua pahami karena bahasa ibu gua bukan bahasa inggris dan inggris gua emang pas2an banget, maka otak gua gak akan konsen ke lirik nya. Tapi yang belum bisa gua pahami adalah jenis musik nya. Kenapa gua justru mencapai kondisi alpha itu ketika gua mendengarkan musik2 keras? Apa karena udah kebiasaan ya? Karena gua selalu mendengar/baca bahwa musik keras itu bikin konsentrasi buyar. Dan banyak lagi artikel2 lain yang bilang dampak dari mendengarkan musik metal itu gak baik. Katanya ada percobaan tanaman yang disimpan dalam ruangan trus disetelin musik metal, dalam waktu 3 hari tanaman itu mati. Percobaan kedua, air putih dalam gelas, disetelin musik metal, dalam skala mikroskopik molekul2nya berantakan. Gimana gua yah, yang hampir setiap hari pasti denger musik gituan.
Tapi abis gimana lagi dong, gua justru konsennya kala denger musik gituan (note: gituan metal, bukan gituan yg laen).

Tuesday, August 07, 2007

When time is so expensive...

Udah 2,5 mingguan gua pulang kerja sampe larut pagi. Pergi dan pulang kerja selalu beda tanggal, karena gua pergi jam 6 pagi dan pulang diatas jam 12 malam. Kadang nyampe jam 5-6 pagi. Officially udah beda hari&tanggal. Sabtu minggu masuk. I'm not complaining about my job. Gua masih enjoy karena gua ngerasa gua masih banyak belajar hal-hal baru. Gua masih merasakan tantangan yang ada dibalik deadline. Yah, paling kurang tidur aja. But overall, I'm still fine.

Cuman sekarang gua masih dalam tahap membina rumah tangga baru. Kasihan aja sama istri, gak mendapatkan perhatian yang seharusnya gua kasih. Wondering, gimana kalo punya anak entar, bisa2 anak gua sendiri gak kenal sama gua. How pathetic! Tapi yah, mau gimana lagi. Waktu memang mahal di Jakarta ini, kelewat mahal terkadang. Begitu mahalnya sampai gua gak punya waktu untuk ketemu orang tua gua di Bandung, ketemu temen2 gua, and top of all ketemu sama istri gua sendiri yang notabene tinggal serumah sama gua. Seandainya waktu bisa gua beli, gua ingin beli beberapa jam. Supaya bisa gua kasih sama orang2 yang gua sayangi.

Tuesday, July 17, 2007

Psikologi populer

Sejak jaman akhir SMA / awal kuliah, gw sangat tertarik dengan buku2 psikologi populer, terutama yang berbau-bau pengotak-ngotakan kepribadian ke dalam jenis2 tertentu. Mulai dari yg lumayan terkenal yg ngebagi kepribadian kedalam melankolis, phlegmatis, choleris, dan sanguinis [gw lupa pengarangnya]. Trus yang ngebagi sampai 9 type, eneagram kepribadian. Sampai yang terakhir gw baca karangan Hartman yg ngebagi kepribadian menjadi 4 jenis: merah, putih, biru, dan kuning.

Emang sih pembagian ini kadang terlalu simple, terlalu mengeneralisir, dan mungkin kita gak akan sepenuhnya sama dengan kotak2 kepribadian yang udah dibikin. Tapi gw lebih mandang ini seperti pembagian ras manusia. Wajah orang emang gak akan ada yg sama persis, tapi kita masih bedain kan mana orang asia, mana orang eropa, mana orang afrika berdasarkan ciri2 globalnya. Sama dengan kepribadian. Kepribadian orang emang gak akan pernah sama, tapi ada beberapa ciri global yg bisa ngebagi kepribadian kedalam jenis/kotak tertentu. Ada orang yg kepribadiannya extrovert, ada yg introvert. Ada yg perfectionist, ada yg gak. Ada yg suka tampil, ada yg prefer dibelakang panggung. Ada yg emosinya naik turun, ada yg relatively stabil. De el el.

Dan akhirnya dengan ciri2 itu, kita bisa ngebagi orang ke dalam kotak tertentu. Setelah baca buku2 sejenis itu, akhirnya gua jadi hobby mengotak-ngotakkan orang. "Ah, si ini mah melankolis, si itu mah phlegmatis, si ini mah merah, si anu mah putih". Dan emang pada dasarnya gua suka mengamati orang. Dari mulai caranya bicara, cara dia duduk, cara dia ngerokok, cara dia menyilangkan tangan, cara dia berdiri. Gua cocok2in sama ilmu yg gua dapat dari bahasa isyarat [buku tipis 15 ribuan!!]. Pada mulanya yg gua tuju adalah gimana cara terbaik menghadapi orang seperti itu. Since gua menyadari bahwa gua berbakat autis, apatis, dan gak sensitif, tanpa bantuan buku2 seperti ini, adalah sangat sulit buat gua untuk mengenal kepribadian orang. Tapi pada akhirnya, gua lebih tertarik untuk mengenali diri gua sendiri, untuk menghadapi diri gua, dan menjadi versi terbaik dari diri gua.

Tuesday, June 05, 2007

Mati dalam damai

Kematian adalah ujung jalan dari semua makhluk yang pernah atau sedang hidup. Yang hidup pasti mati, sekarang atau nanti, cepat atau lampat. Sempat terpikir di kepala gw akan seperti apa kematian gw. Karena sakit, kecelakaan, atau tanpa sebab apa2. Masih muda kah atau ketika sudah tua kah? Gw belum tau karena emang gak ada seorang pun yang tau kan?

Kakek gw dari pihak ayah meninggal ketika ayah masih di kelas 5 SD. Beliau meninggal diatas tempat tidur, dalam pelukan istrinya, nenek gw. Ketika beliau meninggal, even nenek gw pun yg tidur tepat disampingnya dan berada dalam pelukan beliau gak sadar bahwa beliau sudah meninggal. Konon, siang hari kakek masih jalan kesana kemari dengan buka baju karena siang itu hari rada panas. Gak seorang pun melihat beliau sedang sakit, gak even flu. Seperti biasa, kakek minta tiduran diatas tangan nenek. Sampai nenek ngerasa pegel dan pengen merubah posisi tidur, kakek diem aja. Didorong2, kakek tetep diem aja. Sampai nenek ngedorong kakek kuat2, kakek langsung menggeletak. Nenek ngecek nafas kakek, udah gak ada. Nenek lari2 ngasih tau semua sodara2, gak ada yg percaya. Nenek bahkan sempet dimarahi karena sorenya kakek masih berkunjung ke rumah sodara, sehat walafiat. Kakek meninggal dengan damai. Diatas tempat tidur, di rumah nya sendiri, dalam pelukan orang yg dicintainya. Begitu damainya even orang yg dalam pelukannya gak menyadari bahwa kakek sudah meninggal.

Kalo boleh memilih, kalo boleh meminta, Tuhan boleh dong hamba meminta kematian yang begitu damai seperti kakek.

Tuesday, May 08, 2007

HMI


HMI.
Himpunan Mahasiswa Islam.
Konon organisasi ini sangat populer pada jamannya. Mahasiswa2 berbondong-bondong ingin ikut bergabung dalam organisasi ini. Konon saking terlalu banyaknya mahasiswa yg ingin ikut bergabung, sampai diadakan seleksi yg sangat ketat. Konon para alumni organisasi ini banyak yg menjadi pejabat pemerintahan.
Konon.

Sekarang?

Sepi. Organisasi ini begitu sepi peminat, setidaknya di kampus gw sih begitu kondisinya. Mahasiswa2 yg suka berorganisasi cenderung lebih memilih organisasi lain.


Kenapa?

Wah, gw juga gak tau yah. Ada yg bilang HMI kurang keren. Ada yg bilang, HMI terlalu berorientasi ideologis. Ada yg bilang HMI gak kedengaran gaungnya. Jawaban untuk pertanyaan ini bagi setiap orang mungkin berbeda. Tapi mungkin ada satu jawaban yg bisa cukup mewakili: Karena HMI udah gak bisa ngasih apa yg dibutuhin mahasiswa saat ini.
Ada gula, ada semut.
Kalo HMI bisa ngasih apa yg dibutuhin mahasiswa saat ini, mungkin HMI bakal diminati seperti dulu. Tapi mungkin ada jomplang antara tawaran yg diberikan HMI sama kebutuhan mahasiswa.

Lapangan kerja semakin sulit didapat. Kompetisi semakin ketat. Kuliah di Universitas Negeri dan punya IPK tinggi gak menjamin. Kuliah pun semakin dipercepat. 4 tahun harus lulus kuliah. Normalnya sih segitu. 7 tahun maksimal. Itu pun udah jadi kuncen kampus, udah gak ada temen seangkatannya lagi. Udah bukan jamannya lagi jadi mahasiswa abadi sekarang ini. Waktu untuk berorganisasi ria pun semakin sedikit. Apalagi untuk berdemo. Gak ada waktu. Lagipula, gak ada yg special dengan demo di jaman reformasi ini. Semua orang bisa berdemo. Warga korban lapindo brantas lah, para seniman yg menolak UU Anti Pornografi lah, mantan karyawan PT DI lah. Demo bukan milik mahasiswa lagi.


Kalo kuliah hanya sekedar kuliah, lalu dimana tanggung jawab mahasiswa pada masyarakat?

Sekarang kuliah udah mahal banget Mas. Subsidi dari pemerintah pun mulai dikurangi di beberapa Universitas yg BHMN. Lulus kuliah pun gak ada jaminan untuk dapat kerja, dapat cari nasi. Lantas kenapa para mahasiswa sekarang ini harus merasa bertanggung jawab pada masyarakat?


HMI seringkali membebani para kadernya dengan tanggung-jawab-pada-masyarakat. Sebuah tanggung jawab yg mulai jarang dimiliki para mahasiswa sekarang ini. Sebuah tanggung jawab yg mulai gak relevan sekarang ini, menurut gw sih. Kalo mau bicara tanggung jawab, tentunya gw bertanggung jawab sama pihak yg porsinya paling besar dalam kuliah gw. Orang tua gw. Bukan masyarakat. Lagipula, siapa itu masyarakat?


Mahasiswa sekarang ini cuma punya waktu sedikit, sehubungan dengan waktu kuliah yg semakin cepat tadi. Jadwal kuliah lah, tugas lah, pacaran lah (lho, membina masa depan itu penting kan?), belum lagi dugem dan waktu begaul. Jadi kalo gak dapat manfaat, ngapain berorganisasi? Ngapain masuk HMI?


Bahkan, di kampus gw dulu (denger2 sih sekarang juga), HMI kalah bersaing dengan organisasi2 intra kampus lainnya seperti Himpunan dan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa). Ataupun organisasi ekstra kampus seperti AISEC yg sudah lama settle.


Ngapain masuk HMI? Buat apa masuk HMI?
Apa gunanya menjadi kader HMI buat saya, bagi masa depan saya?

Bisakah HMI menjawab pertanyaan diatas? Pertanyaan2 bagi HMI yg harus bisa dijawab kader2 HMI jika ingin HMI tetap eksis.

Pertanyaan selanjutnya: Perlukah HMI untuk tetap eksis?

Kalo gak perlu, ngapain dipertahankan untuk tetap eksis kan.

Friday, May 04, 2007

Life of an auditor

Gak kerasa udah setahun satu bulan empat hari gw kerja sebagai auditor. Setahun lebih gw ninggalin kerjaan yang lama sebagai Costing Staff di sebuah perusahaan manufaktur dibawah bendera Astra Otopart.
Kerja sebagai auditor cukup menyenangkan buat gw. Memang gak selalu menyenangkan sih, tapi overall lumayan menyenangkan.
Gw ketemu temen2 yang masih muda2. Gw bisa banyak belajar masalah accounting yg dulu gak sempet gw pelajari waktu kuliah karena waktu gw terlalu banyak tersita u/ maen. Hehe. E-learning. Sampe sekarang gw masih menganggap E-Learning itu menakjubkan, walopun gw juga jarang sih bukanya. Internet gratis dg kecepatan yg menakjubkan jika dibandingkan dengan warnet disamping kampus gw dulu. Gw mulai blogging semenjak kerja di KAP ini. Jalan2 gratis ke berbagai tempat di Indonesia: Bali, Mataram, Banjarmasin, Balikpapan, Batam. Ngerasain terbang dg Seaplane & Helicopter. Bentar lagi mudah2an jadi jalan2 gratis ke Hongkong. My first overseas travelling. Hmmhhh. ;)

[seaplane]

Dukanya?
Well, pasti ada lah. Kalo udah ada kerjaan gitu, boro2 bisa ketawa2, mau kentut aja susah. Beneran. Belum lagi dimaki2 sama klien, diteken sama senior, dicolek2 sama bencong. Hehe. Yang terakhir gak sih. Dituntut belajar terus2an. Belajar dibawah tekanan kadang2 melelahkan. Sleepless night. Tiap hari sampai jam 12, sabtu masuk sampai jam setengah 2 (malam, bukan siang), minggu masuk lagi sampai setengah 2 (malam, bukan siang), Senen teler. Huhu. Berbulan2 diluar kota, di hutan bersama monyet dan babi hutan.


[Ini monyet, bukan gw.]

It’s true!!!
Di newmont, site Batu Hijau, melihat monyet dan babi hutan adalah pemandangan NORMAL. Normal selama lu gak dicolek2 sama tu monyet dan babi hutan.

Tapi ya dinikmati aja. Kerja sebagai auditor cukup dinamis menurut gw.
Well, I'll get bored someday but maybe I’ll still spend 3 – 4 years working here (as long as I get promoted ofcourse).

Spiderman 3

Penantian setahun berakhir sia2.
Spiderman 3 yang gw tunggu2 ternyata gak sebagus yg gw harapkan. Kura2 ninja masih jauh lebih bagus menurut gw.
Actionnya sih masih lumayan, gak kalah sama Spiderman 1 dan 2. Tapi alur ceritanya kurang bagus.
Gw paling kecewa waktu adegan Spiderman ketemu sama Sandman di akhir2. Yang Sandman cerita kenapa dia ngebunuh Paman Ben. Spiderman dengerin dia curhat sambil nangis2 bombay trus akhirnya bilang: "I forgive you".
Jijik.
Hey man, ini bukan lebaran kan?!! Bukan saatnya bermaaf-maafan lah.
Kalo mau lihat adegan maaph2an kayak gitu mah, mendingan gw nonton opera sabun.
Gw gak bilang film nya jelek sih. Cuman terlalu jauh dari harapan.
Dissapointed!!!!

Monday, April 30, 2007

Movies: Teenage Mutant Ninja Turtles

Kura2 ninja!!

Yuhuuuu!!!
Begitu denger film ini, gw langsung pengen nonton. Film ini mengingatkan gw, dan banyak temen gw juga, akan masa kecil kita yang bahagia dan tanpa dosa. Masa2 disaat kita ingin menjadi pembela kebenaran dan membasmi kejahatan (dan bukan berbuat kejahatan seperti sekarang ini ;p). Masa2 dimana kita ingin menjadi seperti tokoh pujaan kita, Kura2 Ninja.

Yup, right!
Tokoh pujaan gw waktu kecil bukanlah superman. Atau Batman. Atau doraemon.
Tokoh pujaan gw adalah kura2 ninja!!!
Gw gak suka superman karena dia suka pamer2 celana dalamnya. Gw gak suka superhero yg suka pamer2 celana dalam. Apalagi male superhero. They’re look like gay to me.
Gw gak suka Batman karena dia bodoh. Bodoh kenapa? Ya bodoh. Udah tau gak bisa terbang, masih pake2 sayap lagi. Ikut2an temennya superman yah mas?
Gw gak suka doraemon karena dia bulat. Simple reason.

Gw suka kura2 ninja karena mereka hijau dan bercangkang dan berempat. Membawa cangkang kemana2 berkesan cute buat gw pada waktu itu. Jarang kan ada superhero jalan2 kemana2 sambil bawa2 cangkang?! Uniknya, even tuh cangkang udah dibawa kemana2 ama si kura2 ninja, tapi mereka gak pernah gw pergokin sekalipun masuk ke cangkang itu. Tampak kurang kerjaan kan?! Tapi justru itu lah mereka berkesan cute. Karena kurang kerjaan bawa cangkang kemana2. Hehe. Dan lagi mereka berempat. Kesannya keren aja punya temen. Kalo superman kan kesannya kuper kemana2 sendiri.

Anyway, movienya ini bagus sekali. Bercerita tentang kepergian leo, the team leader, yang pergi ke hutan something untuk mencari ilmu. Tapi ternyata leo merasa masyarakat setempat situ lebih ngebutuhin dia dibandingin teman2nya sehingga dia gak balik2 ke markas tempat asalnya. Walhasil, setelah ditinggalin leo, tim kura2 ninja terpecah. Ada yg jadi IT guy, ada yg jadi badut, ada yg siang tidur mulu dan malam menjadi pembasmi kejahatan, night watcher.


Efeknya bener2 WOW!! Gw suka pas adegan donatello masuk markas mereka yg ada dibawah saluran air Newyork pakai skateboardnya. Keren banget! Apalagi pas adegan leo bertarung sama ralph satu lawan satu. Bener2 kayak real abis! Gw sampe lupa kalo gw lagi nonton kartun.

Menurut gw film ini punya dua kelemahan. Pertama, tikus sang guru (aduh sapa ya namanya) kok kayak kurang berwibawa gitu ya? Kesannya kurang gizi. Kalo di kartunnya perasaan si tikus ini berwibawa. Kedua, endingnya terasa kurang mantap. Terlalu cepat sih menurut gw. Tapi overall, film ini worth watching lah.


Resensi: Cerita pendek tentang cerita cinta pendek


Sebuah kumpulan cerpen karya Djenar Maesa Ayu tentang percintaan. Tapi bukan percintaan yang berakhir dengan kalimat "and they live happily ever after". Percintaan yang diceritakan Djenar adalah percintaan yang gak lazim seperti perselingkuhan, pelacuran, bahkan incest. Seringkali bikin gw merinding dan bertanya2, benarkah ada realitas yang seperti ini?

Anyway, gaya bercerita Djenar emang betul2 mantap. Seringkali dibahasakan dengan gaya yg puitis tapi gak murahan. Seringkali bikin dibahasakan dengan samar2 dan bikin penasaran. Seringkali dengan ending yang gak ketebak.

Worth reading!

Tuesday, April 24, 2007

Resensi: Cinta Brontosaurus



Cinta Brontosaurus.

Sebuah novel lagi dari Radithya Dika. Sebenernya ini bukan novel sih. Kumpulan cerpen mungkin lebih tepat. Sebenernya lagi, cerpennya diambil dari pengalaman penulis, radit a.k.a kambing jantan yang ditulis diblognya. Jadi lebih tepatnya buku ini adalah kumpulan blog dalam format cerpen.

Lucu!!!

That's for sure. Buku ini kocak abis. Bener2 bisa ngocok perut kita dan bikin kita senyum2 sendiri. Gw beli buku ini pas gw mau berjuang mengunjungi cewe gw di sebuah tempat nun jauh di ujung dunia sana yg bernama cikarang. Sumpah, berkunjung ke cikarang adalah sebuah perjuangan dimana gw (yg ngekost di daerah setiabudi jakarta) harus menempuh perjalanan menuju provinsi lain, menunggu bis mayasari bhakti 121 jurusan blok m - cikarang yg muncul seribu tahun sekali barengan sama komet hallo itu, bersaing + bersikut2an + berdorong2an + bersenggol2an + berlari2an mengejar BisYangTakKunjungDatangTapiSekaliDatangHarusDikejar2 itu. Belum lagi setelah nyampe diatas bis harus berdiri sepanjang masa disertai suara serak2 banjir pengamen jalanan yg minta dilempar pake duit koinan itu dan mencium aroma ketek seribu umat. Eniwei, gw cuman pengen cerita bahwa acara apel ke cikarang adalah p.e.r.j.u.a.n.g.a.n.

Back to topik, ternyata keputusan gw untuk beli buku ini u/menyertai perjuangan gw ke cikarang adalah tepat.

Kenapa tepat?

Karena bisa mengubah nasib gw di bis mayasari bhakti dari yg tadinya

//berdiri dengan satu tangan pegangan, satu tangan megangin dompet biar gak kecopetan, satu mata ngawasin handphone, satu mata ngelirik cewe cakep di kursi sebelah, dan dua bibir manyun//

menjadi

//berdiri dengan satu tangan pegangan, satu tangan megangin buku, satu mata baca buku, satu mata ngawasin dompet dan cewek cakep di bangku sebelah bergantian, dan dua bibir cengengesan sendiri//.

Lumayan kan?


Gw bisa ketawa-ketiwi sendiri di bis walopun disertai lirikan 'Sayang,Tampan2TapiKurangWaras' dari mata para penumpang lainnya. Padahal, berdiri dengan satu tangan pegangan, satu tangan megangin buku, satu mata baca buku, satu mata ngawasin dompet dan cewek cakep di bangku sebelah bergantian, dan dua bibir cengengesan sendiri sepanjang jalan adalah CUKUP NORMAL buat gua. Entahlah, tapi yg jelas perjuangan ke cikarang jadi tak terasa.

Buat kalian yg udah kehilangan minat baca, buku yg ringan dan lucu ini bisa jadi start yg baik u/ mengembalikan minat baca kita.

Note: Buku ini bukan buku resep masakan. Jadi jangan harap menemukan resep brontosaurus bumbu kecap di buku ini.

Friday, April 20, 2007

Antara kerja & minat baca


Tadi malam gw pergi ke Gramedia Semanggi dan untuk pertama kali nya semenjak gw mulai bekerja, gw merasakan perasaan yg selalu gw alami setiap kali gw pergi ke gramed waktu jaman kuliah. Perasaan lapar dan antusias yg membuncah (gile bahasa gw!!). Seperti seorang anak kecil yg diajak ke toko mainan. Dulu waktu setiap kali pergi ke gramedia, bawannya semua buku pengen dibeli. Betaaaaahhhhh banget rasanya jalan2 di gramed. Tapi apatah daya, uang jajan dari ibu gak seberapa. Seringkali gw ke gramed cuman untuk liat2 aja ada buku baru atau gak. Kalo ada, gua catat judul & harganya trus pergi ke palasari biar bisa dengan harga miring. Kadang2 kalo lagi gak punya duit sama sekali, dengan pergi ke gramed nya aja, ngeliat hamparan buku, udah damai rasanya jiwa (Huhuyy..).
Tapi emang waktu jaman kuliah minat baca gw lumayan tinggi. Gw lebih demen baca buku daripada maen game. Hehe. Orang aneh. Tapi daripada baca buku gw lebih cuka pacaran. Normal.
Macem2 buku yg suka gw baca. Tapi waktu kuliah sih banyaknya buku self-help, psikologi praktis, sama leadership. Maklum, masih jadi aktifis himpunan. Buku accounting sih gw gak suka. Gak rame. Isinya angka semua. Makanya masalah accounting gw bodoh banget. Gw jg kadang2 baca2 buku agama juga, kebanyakan sih terbitan paramadina, berusaha menjawab pertanyaan dan keraguan dalam hati. Gw menjadikan buku sebagai tempat bertanya dari hampir semua pertanyaan dalam hidup gw. Sampai2 kalimat yg sering banget gw bilang adalah, "Saya pernah baca...". Hahaha.
Itu waktu kuliah.
Semenjak kerja, minat baca rasanya rendah banget, kalo gak ilang sama sekali. Liat buku aja udah nek. Pergi ke gramedia bosan, gak betah. Gak minat sama buku. Maksain beli buku, gak dibaca. Gak tau kenapa. Mungkin setelah kerja seharian, otak udah mati rasa kali ya. Atau mungkin karena setelah kerja gw mulai melihat realitas yg seringkali gak sama dg teori di buku. I don't know. Tapi yg jelas sindrom kayak gini bukan hanya terjadi sama gw aja. Temen2 kuliah gw juga ternyata banyak yg ngerasain sindrom yg sama: sindrom-semenjak-kerja-minat-baca-berkurang.
Makanya pas kemaren gw ke gramed, gw kaget sama diri gw sendiri. Tumben2nya. Yah, mudah2an aja antusiasme itu datangnya gak cuman sekali ini. Soalnya gw ngerasa otak gw yg bodoh ini rasanya semakin bodoh aja semenjak kerja dan gak pernah baca buku lagi.

Thursday, April 19, 2007

Cerpen: Korupsi.

Ini adalah sebuah legenda tentang seorang pembela kebenaran. Kisah ini bermula di suatu desa, di bumi indonesia, pada masa era reformasi…

Keningnya berkerut, kumisnya turun naik, tatapan matanya jauh menerawang. Bona menggaruk-garuk kepalanya yang botak dan berketombe itu. Itu tandanya Bona sedang berpikir. Udah beberapa lama ini Bona mendengar gosip bahwa Pak Lurah korupsi uang beras miskin. Dari total bantuan beras miskin 25 juta rupiah, Pak Lurah hanya membagikan 15 juta rupiah aja. 10 juta rupiah nya, entah raib dimana. Tapi ini baru gosip. Bona gak yakin sama kebenaran gosip ini. Masa sih Pak Lurah korupsi. Pak Lurah kan udah kaya. Mobil nya aja Xenia, mengkilat, mulus. Padahal orang di kampung sukamiskin ini jarang yang punya mobil. Satu - satunya orang yang punya mobil selain Pak Lurah cuma Haji Basri. Itu pun cuma Suzuki Carry tahun 90an. Gak mulus dan gak mengkilat kayak mobilnya Pak Lurah.Bunyinya aja beda.
Bunyi mobil Pak Lurah: ce ce ces, brummm.
Bunyi mobil Haji Basri: ce ce ce ce ce ce ce ce ce ce ce ce ces, ngik ngik ngik ngik, brum ngik ngik, ce ce ce ce ce ces ces ces, brum, ngik ngik ngik.
Mobil Pak Lurah pakai bensin murni. Mobil Haji Basri pakai bensin campur, campur dorong. Beda lah pokoknya mah. Bona yakin, Pak Lurah gak bakal sampai hati mengkorupsi uang beras miskin. Namanya aja beras miskin. Artinya kan bantuan beras untuk rakyat miskin yang gak bisa beli beras. Memang Bona kurang simpati sama Pak Lurah karena menghalang-halangi hubungannya dengan Nyi Iteung, kembang desa anaknya Pak Lurah. Tapi bagaimana pun Bona yakin bahwa Pak Lurah tuh orangnya baik, gak akan sampai hati merampok warga desa. Pak Lurah seringkali memberi pertolongan sama warga desa yang sedang kesusahan. Ngasih pinjem beras barang seliter dua liter mah biasa. Bahkan pernah Pak Lurah pernah ngasih keluarga Bona 5 liter beras, waktu malam lebaran. Masa sih Pak Lurah korupsi beras miskin. Gak mungkin ah, pikir Bona.

"Pak Lurah KoRRRupSSSi."
"Pak Lurah KoRRRupSSSi."
"Pak Lurah KoRRRupSSSi."

Begitu banyak suara di sekitar Bona. Semua orang berteriak. "Pak Lurah KoRRRupSSSi". Bapak - bapak, ibu-ibu, sampai mba-mba seksi juru ketik desa. Kepala Bona pening. Bona gak tahan dengan suara - suara yang begitu menggema itu. Bona berlari ke hutan, lalu ke pantai. Hehe, gak deng. Ke sawah aja, lebih deket. Di tengah jalan Bona ketemu nenek-nenek, rambutnya beruban, kulitnya keriput, pakai bikini merah muda. Lho? Bona merasa ada yang aneh sama nenek-nenek itu. Oh, bulu keteknya lupa dicukur, pikir Bona. Tiba-tiba nenek-nenek itu memanggil Bona.

"Ujang, kesini sebentar"
"Ada ada nek?"
"Pak Lurah KoRRRupSSSi."

Eh, si nenek ikut-ikutan juga. Bona lalu kembali berlari ke sawah. Bona sampai di saung, salah satu tempat paling cozy kesukaannya. Tiba-tiba ada kodok lompat kearahnya. Wah, lumayan nih, pikir Bona. Buat nambah-nambah lauk makan siang. Kodok itu membuka mulutnya, dan lalu...

"Pak Lurah KoRRRupSSSi."

"Hwaaaaaaaaaaaa!!!!!" Bona terbangun dari mimpinya. Piuuuhhh, untung cuma mimpi, pikir Bona. Tapi Bona merasa ini adalah firasat, tandanya dia harus bergerak. Maka Bona pun mulai bergerak mengikuti alunan kopi dangdut. Bukkkaaannn. Bukan gerakan yang itu, pikir Bona. Bona harus bergerak menyelidiki sendiri kebenaran gosip ini. Kebenaran harus terungkap! Kalo memang benar gosip Pak Lurah korupsi, Pak Lurah harus bertanggung jawab. Kalo gosip itu tidak benar, maka nama baik Pak Lurah harus dipulihkan. Bona gak mau rasa resah ini terus membayanginya, menjelma menjadi nenek - nenek pakai bikini merah muda dalam mimpinya. Lebih baik Bona mimpi ketemu Nyi Iteung pakai bikini kuning golkar daripada mimpi ketemu nenek - nenek pakai bikini merah muda. Bona pun mulai merencanakan aksinya. Dia datang ke rumah Asep, sahabat baiknya.

"Sep, kita harus bergerak".
"Bergerak mengikuti alunan kopi dangdut Bon?"
"Bukaaaannnn. Bukan gerakan yang itu. Bergerak menyelidiki kasus korupsi Pak Lurah."
"Ha?"

Malam itu terlihat dua bayangan berkelebat diantara pepohonan di halaman rumah Pak Lurah yang luas. Keduanya tampak menggunakan kain sarung sebagai penutup kepala untuk melindungi identitas mereka. Senjata ala cimande, Golok Pembunuh Ayam, terselip di pinggang Batman. Sedangkan Doreamin tampak membawa senjata andalannya, tongkat pemukul anjing.

"Bon.."
"Syyuuuut. Jangan panggil nama asli Sep. Panggil nama samaran aja."
"Apa?"
"Batman kasarung. Tapi biar lebih simple, panggil aja saya Batman."
"Lalu nama samaran saya apa?"
"Doraemon.

Keduanya melompat ke atap. Satu lompatan ke udara dan jreng jreng jreng, mereka sudah ada di atas atap. Ilmu meringankan tubuh ala penca cimande yang mereka kuasai membuat lompatan itu terlihat sangat mudah. Bona, sorry, Batman bertanya pada Doraemon:

"Mon, saya punya sedikit pertanyaan."
"Apa Man?"
"Kenapa kamu pakai celana kolor di luar?"
"Supaya seperti superhero di pelm-pelm Man."
"Kenapa pakai yang warna merah?"
"Kalo pakai yang ijo nanti disangka kolor ijo Man."
"Owwhh.."
"Kamu sendiri kenapa pake sarung belang-belang gitu Man?"
"Kan yang belang memang lebih asyik."

Batman memberi isyarat kepada Doraemon untuk melompat. Mereka sudah ada di ruang tengah Pak Lurah sekarang. Rumah Pak Lurah adalah rumah gaya raden - raden jaman jadul. Rumah luas dengan ukiran disana sini dan ruangan khas di tengah rumah yang sengaja dibiarin bolong, gak ada atapnya. Biasa dipakai untuk berjemur, baik itu menjemur badan ataupun menjemur rangginang. Karena itu Batman dan Doraemon bisa dengan mudah menyusup ke rumah Pak Lurah. Dari pantulan cahaya rembulan terlihat Batman memberikan instruksi kepada Doraemon.

"Mon, kita berpencar. Kita geledah rumah ini. Cari bukti apakah benar Pak Lurah melakukan korupsi."
"Seperti?"
"SEPERTI KOPER BERISI UANG 10 JUTA YANG ADA TULISANNYA “INI HASIL KORUPSI”!!, ujar Batman kesal.
"Kalo tulisannya 'ini bukan hasil korupsi' gimana?"
"Gkckckkgckgkgkckgk."

Batman dan Doraemon berpencar. Dengan gaya mengendap-ngendap tapi masih tetap terlihat elegan dan kasual, Batman berjalan menuju kamar anaknya Pak Lurah, Nyi Iteung. Nyi Iteung masih tertidur lelap. Meni geulis Nyi Iteung teh, pikir Batman. Batman mengelus-elus rambut Nyi Iteung yang hitam tergerai. Colongan. Raut wajah Nyi Iteung yang tetap cantik walopun sedang tidur itu sempat membuat niat Batman goyah. Tapi Batman memantapkan hatinya. Maapkan Aa Nyi Iteung, tapi kebenaran harus terungkap.

Batman gak menemukan bukti apa-apa di kamar Nyi Iteung. Batman beranjak ke kamar Pak Lurah. Pak Lurah dan istrinya masih tertidur pulas. Batman membuka lemari, tapi malah menemukan ayam. Oh, mungkin takut ilang. Makanya tu ayam ditaro di lemari, pikir Batman. Itu biasa. Batman merangkak ke kolong tempat tidur. Tangan Batman meraih sesuatu yg berwarna hitam. Eh, ternyata itu kambingnya Pak Lurah. Bukan yang ini. Batman memasukkan kambing itu kembali ke kolong tempat tidur. Batman lalu meraih koper yang ada disebelah kambing. Koper hitam. Di bagian luar koper itu tertulis 'Ini bukan hasil korupsi'. Wah, jangan-jangan bener kata si Doraemon, pikir Batman. Pak Lurah memang cerdik, menyembunyikan koper dibaik kambing. Koper itu terkunci. Tapi dengan ajian penca cimande, Ilmu Elang Membuka Koper, Batman bisa membuka koper yang terkunci itu dengan satu sabetan golok. Dalam koper itu Batman menemukan uang seratus ribuan total 10 juta dan sebuah dokumen. Salah satu dokumen tenyata adalah invoice penyerahan dana bantuan beras miskin dari pemerintah kepada desa sebesar 25 juta rupiah. Padahal selama ini Pak Lurah selalu bilang dana bantuan dari pemerintah cuma 15 juta rupiah. Pak Lurah ternyata korupsi!!

Batman segera keluar dari kamar Pak Lurah, tapi sarungnya tersangkut gelas di atas meja dan membuat gelas itu pecah. Pak Lurah terbangun, terkejut melihat ada orang bertopeng di kamarnya. Pak Lurah reflek meraih Golok Pembunuh Sapi yang tergantung di dinding kamarnya.

“Siapa kamu?”
“Saya teh Batman Kasarung”.
“Batman kok pake teh?”
“Iya. Saya teh Batman.”

Keduanya segera terlibat pertarungan. Bunga api bertebangan di udara. Besi berdentingan. Batman mengeluarkan jurus tendangan kaki kuda. Pak lurah menangkis dan membalas dengan jurus tendangan kaki gajah. Pak lurah mengeluarkan jurus cakar naga, Batman mengelak dan membalas dengan jurus cakar ayam (eh, itu ceker ya?). Ilmu silat yang dimiliki keduanya tampak seimbang. Tapi dalam waktu tak lama senjata pusaka yg dimiliki Pak Lurah mulai membuat Batman kewalahan. Senjata Batman, Golok Pembunuh Ayam, ternyata tak sanggup menandingi kekuatan Golok Pembunuh Sapi milik Pak Lurah. Batman bersuit memanggil bantuan rekannya, Doraemon. Doraemon segera datang memberikan bantuan dan menyerang dengan senjata pamungkasnya, Tongkat Pemukul Anjing. Doraemon menyerang bertubi-tubi. Sayangnya, ternyata tongkat itu hanya efektif untuk memukul anjing, bukan manusia. Doraemon pun kewalahan. Mendengar keributan, Nyi Iteung pun terbangun. Kaget melihat ada dua orang bertopeng, yg satu pakai kolor merah di luar, Nyi Iteung pun pingsan. Tapi sebelum pingsan, Nyi Iteung masih sempat berteriak2 minta pertolongan. Batman dan Doraemon kaget. Doraemon langsung bergegas melarikan diri. Batman? Batman bergegas melarikan Nyi Iteung. Colongan. Kaget anaknya dilarikan, Pak Lurah pun mengejar Batman. Berlari sambil membopong Nyi Iteung di bahu kanan dan mengempit koper di ketek kiri membuat Batman gak bisa berlari kencang. Setelah berlari 200 meter, akhirnya Batman terkejar. Pak Lurah tiba2 saja sudah berdiri di depan Batman. Tiba Batman merasakan seseorang menusuknya dari belakang. Pak Lurah? Bukan. Pak Lurah sih berdiri di depannya dari tadi juga. Batman menengok ke belakang, ternyata Doraemon lah yg menusuknya dengan senjata rahasia, cutter pemotong kertas. Batman jatuh bersimbah darah. Nyi Iteung pun berpindah tangan, dari tangan Batman ke tangan Doraemon. Koper hitam? Koper hitam berpindah ketek, dari ketek Batman ke ketek Doraemon.

“Mon, teganya dirimu. Kenapa?”
“Karena saya mencintai Nyi Iteung, Man.”
“Huhu. Kamu rela mengkhianati teman dan idealisme demi cinta, Mon? ”
“Man, demi cinta, sakit gigi pun aku rela.”
“Mon, lebih baik aku mati saja.”
“Mati aja Man. Gak usah bilang2.”
“Huh, tega!”

Hari itu, di pendopo desa, seminggu setelah pemakaman Bona a.k.a Batman Kasarung.
“Saya nikahkan Nyi Iteung binti Pak Lurah dengan mas kawin satu ekor kambing jantan, satu ekor sapi, sepuluh ekor ayam, dan lima belas ekor anak itik dibayar tunai.”
“Saya terima nikahnya Nyi Iteung binti Pak Lurah dengan mas kawin satu ekor kambing jantan, satu ekor sapi, sepuluh ekor ayam, dan lima belas ekor anak itik dibayar tunai.”
Asep, sang pengkhianat, menikah dengan wanita pujaannya dan hidup bahagia. Pak Lurah sang koruptor, melenggang kangkung sebagaimana halnya banyak koruptor2 Indonesia lainnya. Bona a.k.a Batman Kasarung, sang pembela kebenaran, mati. Seperti banyak pahlawan lain di bumi Indonesia ini, tanpa imbalan, tanpa tanda jasa. Persis seperti pepatah mengatakan, ‘Berakit-rakit kita ke hulu, berenang kita ketepian. Bersakit dahulu, senang pun tak datang, malah mati kemudian.’
Jangan kaget, jangan heran. Kisah ini bukan terjadi di negeri dongeng, dimana pembela kebenaran selalu menang. Kisah ini terjadi di bumi indonesia, negeri para penipu, surga para koruptor.

Wednesday, April 18, 2007

Tukul

Tukul Arwana.

Siapa yg gak kenal dia sekarang. Gw denger2 dari temen, bayaran tukul sekali tayang itu 20 juta. Kalo seminggu ada 5 kali tayang, dan sebulan ada 4 minggu, berarti penghasilan tukul per bulannya adalah 20x5x4 = 400 juta!!!
Itu baru bayaran dari empat mata. Belum dari iklan. Belum dari yang lainnya.
Penghasilan Tukul lebih gede dari gaji partner di KAP tempat gw kerja. Gila. Padahal supaya bisa jadi partner bukan perjuangan mudah. Seringkali harus mengorbankan waktu buat keluarga dan diri sendiri buat kerja.

Kenapa Tukul bisa sukses?
Gw juga gak tau sih. Gw gak ngikutin juga perjuangan dia dari awal. Yg jelas hampir semua orang sepakat kalo Tukul emang lucu. Gw juga sepakat kalo Tukul emang lucu. Hampir setiap malam, kalo sempat, acara empat mata - nya Tukul gw tonton. Tapi yg jelas menurut gw, Tukul bukan hanya lucu, dia hebat. Kenapa hebat? Karena dia pintar menjual diri. Dia bisa menjual diri even dia gak punya sesuatu yg special. Tampangnya jelek, dia jual tapang jeleknya. Bahasa inggrisnya pas-pasan, ya dia jual bahasa inggrisnya yg pas-pasan itu. Dia dari kampung, ya dia jual ke-kampung-annya itu. Hebat kan?!
Selama ini yg gw tau, orang hanya akan menjual apa yg dia punya. Kalo orang ganteng, ya dia bakal jual tampang gantengnya. Kalo orang pinter, ya dia bakal jual otak pinternya. Kalo ganteng gak, pinter gak, ya apa boleh buat. Hehe.
Gw juga gak yakin Tukul bakal bertahan lama. Suatu saat, apalagi acara empat matanya digeber senen-jumat, orang bakal bosan. Itu gw rasa udah lumrah di dunia entertainment. Dan Tukul juga sadar akan hal itu. Makanya sekarang mumpung masih laku dia abis2an.

Eniwei, salut buat Tukul. Harus banyak belajar dari dia. Mungkin bukan belajar ngelucunya, tapi belajar gimana caranya ngejual diri kita dan yakin bahwa kita punya potensi u/sukses even saat diri kita gak punya sesuatu yg special.

Tuesday, April 17, 2007

IPDN


Ini sekolahan suka aneh. Udah pernah ada kasus dulu, eh, bikin kasus yg sama lagi. Gak kapok-kapok.Gw ada beberapa pertanyaan sih seputar IPDN.

Kesatu. Apakah perlu seorang camat dilahirkan dari IPDN? Emangnya kampus lain gak bisa melahirkan seorang camat ya? Kalo kepemimpinannya bagus dan rakyat suka, kenapa gak ya?

Kedua. Apakah perlu sebuah IPDN itu sekolah berasrama. Kenapa gak kaya kampus biasa aja ya? Kenapa harus berasrama?

Ketiga. Apa hubungannya segala tetek bengek gaya militer dengan lulusan yg diharapkan kelak? Apa nanti seorang camat harus dihormat gaya militer sama bawahannya atau rakyatnya?

Keempat. Kenapa harus ada kekerasan di IPDN? Emangnya camat mau disuruh perang apa? Emangnya camat ntar mau mukulin/nendangin rakyatnya? Kalo ada kekerasan di akademi militer sih gw masih ngerti. Mereka kan tentara. Someday mungkin bakal perang ngebela negara ini.Lha kalo camat? Gak masuk akal.

Menurut gw sih, IPDN mending dibubarin aja. Camat kan gak perlu dari satu sekolahan. Yang penting dia bisa mimpin. Orang bupati dan gubernur aja gak ada sekolahannya kok. Kenapa camat harus ada sekolahannya?

Udah, bubarin aja deh Pak IPDN nya. Buang2 duit.