Monday, October 08, 2007

Macet lagi, macet lagi

Bangun jam stgh 6, shalat shubuh, mandi. Berangkat jam stgh tujuh. Nyampe kantor jam 9:15.
Saya tinggal di Bekasi Timur. Bekasi itu ada di sebelah timur Jakarta. Jadi, saya tinggal di sebelah timurnya Jakarta Timur. Padahal kantor di Jakarta Selatan.
Bageus...
Perjalanan segitu lama, seharusnya saya udah nyampe Bandung.

Friday, October 05, 2007

Pelajaran dari seorang buta

Tadi malam saya naik bis kota jurusan Kota - Bekasi Timur. Saya naiknya dari komdak (plaza semanggi) jam 9 malam. Saya melihat ada orang buta masuk bis. Saya pikir, hebat sekali ni orang buta naik bis sendirian, bawa2 tas lagi. Saya pikir orang buta itu penumpang, karena dia langsung ke belakang ketika kondektur bilang di belakang masih ada tempat duduk yang kosong. Di bis itu kebetulan ada pengamen, nyanyi2 lagu panbers gak jelas gitu. Di Jati Bening pengamen ini turun. Lalu si orang buta itu maju ke depan. Saya kira dia mau turun, eh ternyata dia mau ngamen dan tas yang dia bawa itu isinya mickrophone dan alat karoeke.
.
Saya tertegun. Selama ini kadang saya suka mengeluhkan pekerjaan saya yang ibarat kerja rodi ini. Kerja mati-matian tapi pendapatan tak seberapa. Tapi melihat orang buta ini, saya menyesal pernah mengeluhkan pekerjaan saya. Kesulitan saya tentunya tak ada apa2nya dibandingkan dengan kesulitan si orang buta ini. Naik turun bisnya aja udah susah setengah mampus, bawa2 alat karoeke segede gaban yang tentunya jauh lebih berat dari laptop saya, padahal penghasilan dari mengamen tentunya lebih tak seberapa lagi dibandingkan pendapatan saya.
.
Saya kasih dia uang lebih dari biasanya kasih kepada pengamen lainnya. With all his effort, he deserved more than that actually. Saya berterima kasih pada si orang buta, yang telah mengingatkan saya untuk bersyukur atas nikmat yang telah saya miliki selama ini.

Wednesday, October 03, 2007

Buka Puasa Bersama


Hari jumat kemarin saya baru aja buka puasa bersama dengan temen2 SMA. Dimulai dari ajakan seorang Andhikus via email untuk berbuka puasa bersama di Izzy Pizza BEJ (ini adalah ajakan licik mengingat kantor andhikus ada di BEJ!). Lalu berlanjut dengan email spektakuler mendadak, masih dari seorang Andhikus: "Guys, sorry for the sort notice. Izzy Pizza-nya penuh. Tempat dipindah di kantor gua ya!".
.
Ok. Mari saya ulangi kata yang bergaris bawah diatas: kantor gua!! Ini adalah sebuah ajang pamer terselubung dari seorang Andhikus untuk menunjukkan kekuasaannya di kantor lawyer nya tersebut. Siapa lagi diantara kita2 yang bisa ngajak buka puasa bersama di kantor nya?! Mentang2 bossnya lagi gak ada. Hehe. Piss Dhik! ;D
.
Saya datang dengan penuh perjuangan dari kantor saya yang ada di Kuningan menuju BEJ dengan menggunakan ojek. Yup benar, OJEK. Mengingat jalan sudirman yang macetnya gak waras setiap jumat, waktu itu saya pikir menggunakan ojek adalah sebuah pertimbangan yang sehat (duduk berlama2 di taksi itu gak sehat, terutama buat dompet).
.
Dengan kemeja bau asap, akhirnya sampai lah saya di BEJ. Oke saya mengaku. 1,5 tahun kerja di kuningan, belum pernah sekali pun saya menginjakkan kaki ataupun menorehkan cap jempol saya di BEJ. Mengingat pepatah malu bertanya sesat di BEJ, dengan muka polos saya pun bertanya pada seorang bapak2 yang wajahnya terlihat intelek: "Pak, tower 1 yang mana yah?".
Masalah pun timbul ketika masuk tower 1 saya melihat banyak satpam. Masih mengingat kepanjangan peribahasa diatas 'Malu bertanya sesat di BEJ, banyak bertanya malu2in', saya memutuskan untuk tidak bertanya. Dengan langkah penuh percaya diri, saya pun melalui satpam2 itu.
.
Untuk kemudian dipanggil,
.
"Pak2, tuker ID dulu pak".
.
Malu.
.
Tapi gak seberapa dengan kejadian berikutnya, dimana saya harus melalui gate yang pintunya buka tutup secara otomatis. Sempat saya mondar mandir, celinguk sini celinguk sana. Akhirnya dengan mengintip cara orang lain masuk/keluar, saya pun berhasil melalui gate itu dengan dengan diiringi tatapan Kampung-Banget-Sih-Ni-Orang. Gila, untung gak jadi saya lompatin tuh gate.
.
Setelah bertanya sekali lagi pada satpam dimana itu suit 1612, saya berhasil nyampe juga di kantor Andhikus.
.
Gak nyangka udah 7 tahun berlalu sejak kita lulus dari SMA dan beberapa diantara kita masih akrab seperti dulu kala. Dari mulai TNI AD, TNI AU, lawyer, auditor, dosen, PNS yang merangkap mahasiswa abadi, dokter, engineer, dll. Cuma 15 orang yang kumpul, tapi profesinya begitu beragam. Perbedaan jalan hidup yang dipilih setiap orang mulai terlihat jelas.
.
Yang paling menonjol dari kita semua tentu saja, Donus. Tentara yang satu ini benar2 terlihat seperti tentara walopun sudah berusaha menyamar menjadi sipil. Kulit terbakar matahari dan wajah yang seperti baru pulang dari medan perang emang gak bisa ditutup2i. Maklum bung, KOPASSUS. Pasukan elitnya Angkatan Darat. Donus ini baru aja pulang latihan dari Nusa Kambangan. Ya Allah, TNI apa Napi sih Don? Beda nasib dengan Febus, yang walopun sama2 TNI tapi penampilannya sedikit lebih beradab. Hehe.
.
Lain lagi ceritanya Mokus. Mokus ini lulusan STAN. Sekarang kerja sebagai PNS di Kementerian BUMN kalo gak salah. Anyway, sampai sekarang Mokus masih berjuang untuk menyelesaikan S1nya di UI yang udah masuk tahun ketiga (ya ampunn Mok, hari gini masih kuliah S1?? hehe). Padahal teman kita, Carlosus udah jadi dosen di universitas yg sama. Nasib orang emang lain2 ya Mok? Piss.
.
Dr. Anggus udah buka praktek sendiri sekarang di daerah Cempaka Putih. Makasih buat 'Surat Sakti'nya Ya Pak!! ;D
.
Andhikus sama Wendhus mah masih relatif sering ketemu. Habis dulu sempat satu kosan dengan dengan 2 manusia lajang ini. Wisnus masi di Bandung, training. Enak banget si Wis, training sebulan di Bandung!!
Kalo yang lain2nya mah kurang lebih sama, kerja di perusahaan swasta. Paling yang beda gajinya. Hehe.
.
Senangnya masih bisa kumpul2 sama teman2 SMA. Rencananya si abis lebaran kita mau ngumpul lagi, silaturahmi gitu. Till we meet again ya!!! ;D
.
.
.
Disclaimer:
Semua nama yg saya sebut diatas bukan nama sebenarnya.


Tuesday, October 02, 2007

Fase Hidup

Since saya udah menghabiskan seperempat abad jatah hidup saya plus mumpung bulan ramadhan juga, saya sedikit flashback ke belakang melihat kehidupan saya yg udah berjalan (kalo ke depan flashfront kali ya? ;p). Saya membagi kehidupan saya sendiri ke dalam 5 fase.
.
Fase 1
0 - 15 tahun. Ini fase kehidupan dari TK, SD, sampe SMP. Fase kehidupan anak2 & remaja awal dimana ayah masih menjadi seorang Superman yang bisa segalanya, menjadi tokoh idola dan panutan. Keluarga masih menjadi rujukan nilai2 yang utama. Di masa ini saya masih menjadi anak kesayangan orang tua: baik2, rajin ke mesjid, ranking di kelas, aktif di PMR dan yang paling penting, tampan. Survey mengatakan, 7 dari 10 orang tua Indonesia menginginkan anak seperti saya. hehe.
.
Fase 2
SMA. Fase remaja. Fase2 pemberontakan. Masa dimana saya mulai mencari nilai2 dari luar keluarga. Masa2 dimana tokoh2 seperti Kurt Cobain, Iwan Fals, Bimbim Slank, Billy Joe (Green Day), Yukie (Pas Band) dan lain2 punya pengaruh yang sangat besar dalam hidup saya. Sempat saya tergila2 sama musik rambut berdiri sampai hampir tiap minggu latihan band. Punk not dead, beibeh!! ;D Fase dimana saya berusaha memberontak terhadap segala nilai yang selama ini dipaksakan, baik itu dari keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Entah benar, entah salah, pokoknya saya melawan. Fase dimana saya ingin membentuk nilai2 saya sendiri. Ini juga merupakan fase awal kemandirian, karena kebetulan sekolah saya adalah sekolah berasrama penuh. Sekolah dimana kerapihan tempat tidur serta mengkilat tidaknya sepatu menjadi standar ukuran kepribadian seseorang. Pathetic!! Saya jadi ingat, dulu di buku tahunan SMA, saya menulis Bimbim Slank dan Tre Cool (drummernya Green Day) sebagai idola. Padahal teman2 yang lain menulis kedua orang tuanya lah, atau Nabi Muhammad lah. hehe. Anyway, saya mulai jadi anak yg menyebalkan di fase ini, tapi teuteup, Tampan.
.
Fase 3
Masa kuliah. Ini adalah masa2 idealisme mahasiswa. Masa2 dewasa awal. Mulai meninggalkan Slank & Green Day sebagai idola, digantikan Soekarno, Kang Jalal, Karl Marx, Cak Nur, Che Guevara, dan tokoh pengubah wajah dunia lainnya. Masa2 perjuangan, ingin memberikan yang terbaik untuk masyarakat, untuk kampus. Aktif di Himpunan, BEM, HMI, ikutan demo, rapat2 kepanitiaan, nginep di kampus, nempel2 spanduk, bagi2 selebaran, semua untuk idealisme. Masa2 dimana uang bukan menjadi tujuan. Juga merupakan masa2 pencarian (kembali) Tuhan buat saya (gara2 LK 1 HMI nih!). Saya menjadikan Tuhan sebagai sebuah pilihan setelah sebelumnya Tuhan merupakan sebuah dogma dari orang tua.
.
Fase 4
Masa2 dunia kerja, fase dewasa kedua. Masa2 menghadapi realitas dan kejamnya rimba kehidupan. Mulai mengerjakan sesuatu untuk uang. "Kerja disini mah gajinya segini, kerja disitu mah gajinya segitu". Bukan, bukan saya mendewa-dewakan uang, atau menganggap uang segalanya. Tapi memang, hampir segala hal yang saya inginkan memerlukan uang. Masa dimana saya mengubur idealisme yang saya dewa2kan selama kuliah. Demi uang, akhirnya saya mengabdikan hidup saya untuk kapitalisme yg saya hujat2 setengah mampus selama saya kuliah.
.
Fase 5
Fase menikah. Walaupun masih kerja di tempat yang sama, mengerjakan hal yang sama, tapi menikah memang membuat segalanya jadi berbeda. Kata2 "Selamat menempuh hidup baru" memang klise. Tapi justru sesuatu menjadi klise karena terbukti benar kan?! Pernikahan adalah sebuah kehidupan baru dimana kamu mulai berbagi kehidupanmu dengan orang lain. Khusus untuk laki2, kamu mempunyai sebuah tanggung jawab baru untuk memimpin keluarga, masang antena TV, dan benerin genteng bocor. Dan kamu tidak boleh lagi punya 2 pacar. hehe. Saya berada di fase ini sekarang.
.
Mungkin fase berikutnya adalah fase beranak pinak kali ya, mempunyai sebuah tanggung jawab yang baru. Fase dimana kita tidak bisa melakukan segalanya secara sembarangan karena kita tahu, ada si kecil yang akan meniru segala hal yang kita lakukan. Fase ini masih dalam tahapan Construction In Progress. Doakan saja. ;)
.
Tidak semua fase hidup itu saya lalui dengan mulus. Yah, kalo mulus, mungkin bukan hidup namanya. Dan kehidupan macam apa anyway, yang selalu dijalani dengan mulus. Saya melakukan beberapa kesalahan, beberapa masih saya lakukan sampai sekarang, tapi semoga kesalahan ini adalah proses untuk menjadi benar. Lagipula, siapa sih yang belum pernah berbuat salah? (halah, alibi basi!)