Friday, March 28, 2008

Manusia setengah dewa

Tau quote dibawah ini?

“Menurut petunjuk Bapak Presiden…”

Semua orang yg pernah hidup di jaman orde baru pasti tau quote ini. Yup, ini quote terkenal dari Harmoko, Menteri Penerangan Orde Baru. Setiap kali tampil di TVRI untuk memberikan penerangan (baca: pembodohan) pada rakyat Indonesia, mimik muka Harmoko selalu kelihatan tertekan, seperti sedang memberitakan wangsit dari langit. Setiap kali mengucapkan nama Soeharto, Harmoko tampak sangat berhati2, seakan sedang mengucapkan nama seorang raja. Dan mungkin memang benar, Soeharto mungkin memang sosok seorang raja bagi Harmoko. Buktinya? Sepanjang ingatan saya, dari mulai saya SD sampai dengan jatuhnya Soeharto di pertengahan masa SMA saya, Menteri Penerangan selalu Harmoko, gak pernah yg lain.
.
Soeharto menjadi sosok seorang raja bukan hanya untuk Harmoko saja. Hampir seluruh rakyat Indonesia yg hidup di masa orde baru tentnya pernah merasakan kekuasaan seorang Soeharto yg menyamai kekuasaan seorang raja. Selama saya SD, SMP, sampai pertengahan SMA foto Soeharto selalu tempampang jelas di depan kelas. Dengan peci hitam, jas, dan senyumannya yg khas, fotonya bersanding tepat disisi kiri garuda (yg juga gak pernah diganti). Seakan2 Soeharto adalah penjelmaan garuda itu sendiri. MPR & DPR hanya lah lembaga peng-amin presiden.
.
Selama kekuasaannya nyaris tidak ada kontrol dari masyarakat. Orang-orang yg bertentangan Soeharto akan segera disingkirkan, entah itu ke pulau buru, entah itu ke nusa tambangan untuk menjadi tahanan politik. Sedikit saja mengkritik Soeharto, akan dianggap menghina presiden dan dikenakan undang-undang subsversif. Di kampung-kampung, orang-orang yg membicarakan kejekan Soeharto dan terdengar oleh Hansip, akan dipastikan untuk menginap di Koramil keesokan harinya. Actually, his power was more than a king’s.
.
Tahun 1998 saya masih sekolah di sebuah SMA semi militer, di kota Magelang, Jawa Tengah. Di SMA itu dulu tontonan televisi sangat dibatasi, koran yg disediakan hanya harian Angkatan Bersenjata (pernah gak loe baca koran Angkatan Bersenjata? Hehe). Praktis, saya tidak tahu menahu tentang kerusuhan yg sedang terjadi. Maka ketika Soeharto akhirnya jatuh tahun 1998, saya dan teman2 satu sekolah kaget bukan main. Pada waktu itu, ada apel khusus. Kepala sekolah mengumpulkan satu sekolahan, mengumumkan turunnya Soeharto.
.
Bagi saya saat itu, dan mungkin bagi jutaan rakyat Indonesia lainnya, turunnya Soeharto adalah sebuah keajaiban, keajaiban dunia kedua di Indonesia setelah candi borobudur.
.
Keajaiban yg membawa banyak pengharapan. Harapan agar tegaknya demokrasi, harapan akan perekonomian yg lebih stabil, harapan akan kebebasan berekspresi, harapan akan bebasnya negara ini dari korupsi. Dan tentunya harapan besar akan adanya seseorang yg lebih baik, dari Soeharto.
.
10 tahun berlalu sejak jatuhnya Soeharto, reformasi tidak seperti yg diharapkan. Demokrasi hanya menggeser kekuasaan, dari eksekutif ke legislatif. Para wakil rakyat saling sikut menyikut, membela kepentingan kelompoknya sendiri. Perekonomian masih jauh dari sejahtera. Balita penderita kurang gizi menjadi berita biasa di televisi. Korupsi udah seperti kanker stadium 3 yg sudah menyebar kemana2, mengakar sampai ke tingkat RT/RW.
.
Kadang saya merasa hopeless dengan kondisi bangsa ini. Kadang saya merasa inferior menjadi bagian dari bangsa ini. Apalagi yg mau dibanggakan? Perekonomian? Jelas tidak. Angkatan Bersenjata? Mengingat peralatan tempur yg sebagian besar lebih tua dari kita, rasanya juga tidak. Moral? Kita termasuk salah satu negara terkorup di dunia. Alam? Negara kita termasuk salah satu negara yg laju kerusakan hutannya paling cepat. Miss management dibawah kepemimpinan Soeharto ternyata telah menyebabkan borok dimana-mana yg tidak bisa diobati secara instant.
.
Seringkali muncul pertanyaan dalam benak saya, apa salah nya bangsa ini? Kenapa bisa sampai begini? Kalau ingin berubah, apa yg harus kita lakukan? Dan satu pertanyaan terbesar: HARUS MULAI DARI MANA?
.
Mungkin Iwan Fals memang benar, untuk berubah bangsa ini memerlukan seorang manusia setengah dewa. Karena hanya manusia setengah dewa lah yg bisa menggantikan raja sebesar Soeharto, memperbaiki semua kesalahan yg telah diperbuatnya selama 32 tahun ini.

Wednesday, March 26, 2008

Tips membagi waktu

Udah bukan rahasia lagi kalo kerjaan auditor hanya sedikit lebih baik dari kerjaan romusha jaman penjajahan jepang dulu. Disaat orang2 pada umumnya udah pulang ke rumah, auditor masih kerja di kantor. Disaat orang2 sedang tertidur pulas, auditor masih kerja di kantor. Even, disaat orang2 udah mulai bangun lagi keesokan harinya, beberapa auditor masih kerja di kantor. Beberapa kali saya mendapati baju teman sekantor masih sama dengan baju yg dipake kemarin. Dengan wajah lesu, rambut sedikit kribo, kantung mata segede2 umat, mereka masih asyik (baca: kepaksa) di depan laptop waktu saya datang ke kantor jam 7 pagi.

Beberapa kali, saya ada di posisi mereka.


Membagi waktu menjadi sebuah kata2 ajaib. Terkadang membagi waktu seperti membelah jeruk dengan buah pisang (gak usah dibayangin deh). Tapi memang, membagi waktu menjadi sangat sulit.

Bekerja sampai larut malam sering kali disebabkan banyaknya hal-hal remeh temeh yang bikin kerjaan kita jadi gak efektif. Berikut adalah remeh-temeh yang gak penting yang sebaiknya kita hindari selama bekerja:

1. Ambil minuman di pantry
Usahakan cukup sehari sekali aja ambim minuman di pantry. Bawa aja teko segede umat dari rumah dengan kapasitas 5 liter (bisa lebih) untuk memastikan kita gak perlu bolak balik ke pantry

2. Toilet
Kalo diitung-itung sekali ke toilet bisa sekitar 3 menitan. Kalo bolak balik sepuluh kali sehari, bisa ngabisin 30 menit. Lumayan. Tips: gunakan pispot.

3. Ngobrol sama temen
Kegiatan ini bisa bikin kerjaan gak efisien banget. Hindari. Tapi kalo kita jutek, pasti kita gak punya temen di kantor. Tips: pake koyo di pipi. Pura-pura sakit gigi.

4. Mencari udara segar
Ini dia yang bikin kerjaan terhenti beberapa waktu. Tapi kadang kita rasa emang butuh juga kan udara segar kalo pikiran udah nek banget. Tips: beli oksigen di apotik. Menghirup udara segar cukup dari meja kantor kamu.

5. Makan siang
Makan siang bisa ngabisin waktu sampe sejam ato lebih kalo kita makan siangnya di mall tertentu. Bawa makan siang ato titip sama OB? Sama aja. Tetep ada waktu makan di meja kan? Tips jitu: puasa. Jadi gak perlu makan siang. Hemat lagi.

Sekian tipsnya. Nanti disambung lagi