Thursday, September 07, 2006

Investasi di Indonesia

Tadi pagi gua nonton metro TV, editorial pagi. Topiknya tentang promosi investasi yang sia2. Selama ini SBY kan sering banget tuh jalan2 ke luar negeri, tapi tampaknya investasi asing di dalam negeri semakin menurun. Investasi asing menurun --> lapangan kerja baru menurun --> daya beli menurun --> perekonomian menurun. Lha gimana investor asing mau datang, pemerintah masih belum bisa menjamin keamanan. Ngurus ijin yg di singapura cuman 1 minggu, disini bisa 3 bulan. Belum lagi pungutan2 liar dari mana2, ya dari polisi lah, ya militer lah, ya Pemda lah.
Trus dibukalah line telp interaktif. Ternyata dari telp interaktif itu didapat kesimpulan bahwa kebanyakan persepsi masyarakat kita sama investasi asing itu masih sebagai invasi. Orang asing yang mau invest duitnya disini kita anggap sebagai penjajah. Jujur, gua juga masih nganggap gitu. Waktu kemaren ke newmont, kita sempet mining tour. Gua ngeliat foto batu hijau sebelum ada penambangan dan setelah ada penambangan. Before and after. Alam yang dulunya hijau dirubah jadi satu lubang tandus raksasa dengan kedalaman +-2 km. Dan gua tanya, akan seperti apa kondisi lubang raksasa ini kalo penambangan udah ditutup. Engineernya jawab, ya seperti ini. Gak mungkin kan import tanah dari negara lain untuk nutup lubang ini supaya jadi seperti semula lagi. Itu sama aja nutupin lubang disini dengan bikin lubang di tempat lain. Lubang raksasa itu setelah 40 tahun akan menjadi danau. Danau tambang. Gua sempat marah ngebayangin kekayaan alam indonesia dibawa ke luar negeri. Bayangkan berapa banyak kekayaan alam kita yang diboyong keluar negeri selama berpuluh2 tahun ini. Sementara kita sendiri sebagai sang tuan tanah masih dibelit dengan kemiskinan dimana2.
Tapi setelah dipikir2, ya mau gimana lagi. Kita gak bisa kelola sendiri. Entah kenapa. Gua masih heran kenapa pengelolaan blok cepu dikasih ke exxon. Ada apa dengan pertamina? Bukankah pertamina udah berdiri berpuluh2 tahun? Dikasih kesempatan ngelola sendiri, malah nolak. Katanya pertamina belum siap. Trus emang selama ini ngapain aja? Emang engineer2 lulusan ITB yang KATANYA pinter2 itu emang pada kemana? Bukankah seharusnya selama ini terjadi alih teknologi. Gua gak ngerti. Gak ngerti ada apa dengan pertamina. Gak ngerti ada apa dengan engineer2 lulusan ITB itu. Gak ngerti ada apa dengan negeri ini. Negeri yang katanya negeri agraris, tapi kok masih mengimpor beras. Negeri yang katanya subur, tanam batu berubah jadi tanaman, kok masih banyak rakyat yang kelaparan, kurang gizi. Negeri yang terkenal karena korupsinya. Gua sedih denger lagunya Iwan Fals di albumnya 'Manusia 1/2 dewa'.
"Negeriku, negeri para penipu.
Terkenal ke segala penjuru.
Tentu saja bagi yang tak tahu malu.
Inilah sorga, sorganya sorga.
Negeriku, ngeriku."
Apa yang salah dengan negeri ini?
Orang2 pinter, cendikiawan2 yg PHD itu aja gak tau, gimana gua yang cuman seorang sarjana S1 dengan IPK 3 pas2an, itu pun udah dikatrol Semester Pendek.
Kembali ke investasi asing, sekarang persepsi gua udah sedikit berubah sih. Mungkin memang perlu banyak investasi asing di negeri ini supaya perekonomian negeri ini bisa maju. Kalo perekonomian udah maju, orang2 bisa kasih makan anaknya. Gak ada lagi balita yg mati karena kurang gizi. Kalo perekonomian udah maju, orang2 bisa nyekolahin anaknya. Gak ada lagi anak putus sekolah.
Well, sekadar bermimpi di siang bolong. Maklum lagi available..

No comments: