Thursday, June 15, 2006

berlari

berlari,,
lari mengejar bis kota,
lari menuju kantor,
lari pagi di senayan,
lari mengejar impian,
lari dari kenyataan,
lari mengejar cinta,
lari dari masalah,

hidup adalah berlari,
kompetisi dengan kematian menjadi garis finish,
harus berlari katanya,
kalau tak mau terinjak mati,
atau terpojok di sudut kehidupan dan menanggung label,
orang pinggiran

betulkah?
betulkah hidup harus selalu berlari?
beberapa orang memilih keluar dari lintasan,
dan menikmati kehidupan penuh makna,
tak dapat medali pemenang memang,
tapi masih sempat menikmati sinar matahari pagi,
sempat duduk di tepi pantai dan melihat senja tenggelam

aku terlahir di lintasan, semua orang berlari,
jadi ya aku ikut berlari,
tak tahu kemana, pokoknya berlari,
karena semua orang bilang begitu,
"kamu harus berlari!", kata mereka
"jangan berhenti!', beberapa orang lagi menyahut
"lari kemana?", aku bertanya
"tak usah kau pikirkan. pokoknya lari saja. ikuti arus saja." jawab mereka

maka berlarilah aku. mengikuti arus.
arus ke kiri, aku pun belok ke kiri.
tak tahu tujuan. pokoknya lari saja lah.
biar tak terinjak-injak.
biar tak terpinggirkan.
sampai suatu saat,
dari pinggir lintasan, seorang bijak bertanya :
"mau kemana kau nak? terburu-buru sekali nampaknya."
baru aku tersadar. tercengang.
tak sanggup untuk membuka mulut dan menjawab
"aku tak tahu lari kemana. aku hanya berlari."
aku hanya terdiam.
sang bijak hanya tersenyum.

dan disini lah aku sekarang,
di sebuah lintasan antah berantah,
masih berlari,
dan bertanya-tanya pada diriku sendiri,
dimana finish akan berakhir?
ditengah2 tangisan keluarga yang mencintaiku kah?
atau ditengah cacian makhluk-makhluk teraniaya?
atau hanya hilang saja bagai debu. tak ada yang peduli.

aku tak tahu.
belum, hopefuly.
masih disini,
masih berlari..

2 comments:

Anonymous said...

blog'nya keren.. hidup arbee...

encep subona said...

thanks...