Tuesday, July 04, 2006

3078 meter diatas permukaan laut

lagi belajar nulis cerpen nih. first time. hope u'll enjoy it.


3078 METER DIATAS PERMUKAAN LAUT

Andri pusing. Udah tiga taun dia kenal Astri, tiga kali dia nembak Astri, tiga kali pula dia gagal. Seharusnya dia udah dapet payung cantik atau gelas menarik. Beragam cara katakan cinta udah dia lakukan. Nembak pertama sambil makan bareng, gagal. Alasan Astri, klasik, pengen konsen belajar dulu. Nembak kedua, di depan kost2annya Astri, Andri salto dua kali di udara sambil bawa mawar merah, gagal. Alasannya, Astri lebih suka mawar putih. Nembak ketiga, di kantin kampus, bawa gitar sambil nyanyiin lagu Metallica. Gagal. Alasannya, buat Astri daripada musik metal lebih baik musik jazz.

Lalu Astri punya pacar.

Dan sialnya Astri awet bener sama pacarnya yang satu ini. Sebulan. Dua bulan. Tiga bulan. Andri masih aja berharap. Selama janur kuning belum berdiri, masih terbuka kesempatan pikirnya. Setahun. Dua tahun. Selama matahari masih terbit dari timur, selama Jakarta masih macet, pikir Andri. Ckckck. Tiga tahun. Sampai akhirnya terdengar kabar Astri putus sama pacarnya yang lama. Pacarnya selingkuh.

Hati Andri berbunga-bunga. Harapan kembali datang seperti bunga sakura bermekaran di musim semi. Huhuuuy. Emang endah betul kalo orang lagi jatuh cinta. Cuman dia gak tau gimana lagi caranya nembak Astri biar Astri mau jadian sama dia. Sampai suatu saat, Armas, temen kuliah Andri ngajakin dia naik gunung.

Dan otak kreatif Andri pun mulai bekerja. Dia pernah denger kalo bunga edelwis itu abadi, ga pernah layu. Sebenernya sih berlian yang abadi, lebih elegan pula, cuman mahal euy. Status Andri sebagai mahasiswa perantauan dan penghasilan tambahannya dari ngasih les privat Pancasila buat anak SD tidak cukup membantu. Andri belum mau masuk buser karena tertangkap maling berlian di toko terdekat. Dia pengen ngasih Astri edelwis yang dia ambil edelwis dari puncak gunung dengan tangan dia sendiri.

Ini pertama kalinya Andri naik gunung. Serem juga. Bukan sekali dua kali dia denger ada orang ilang di gunung. Andri berdoa, “Tuhan lindungi aku, demi cinta”.

Berangkatlah Andri dan kawan kawan. Mereka milih jalur pendakian linggar jati jadi mereka harus naik bis dulu ke kota Cirebon sebelumnya. Kebeneran ada temennya Armas disana. Mereka milih pendakian malam hari. “Kalo malam ga begitu panas, jadi gak gitu capek dan kita gak bakal banyak minum”, begitu kata Armas yang udah malang melintang di dunia pendakian. Dan karena di puncak gak ada sumber mata air, mereka harus bawa air dari bawah. Mereka bawa 15 liter, Andri kebagian lima liter. Plus bawa tenda, jaket, makanan, dan baju, berat ransel Andri sekitar 10 kilo. Gapapa, pikir Andri. Demi cinta.

Satu jam pertama Andri memimpin di depan. Walopun gak tau jalan, impian akan edelwis bikin dia antusias dan memimpin pendakian. Sering kali Andri harus manggil temen2nya yang ketinggalan di belakang. Tapi itu satu jam pertama. Setelah itu Andri mulai kelelahan. Tiap 10 menit sekali Andri minta berenti. Capek. Konsentrasi mulai buyar. Ditambah gelapnya malam, bukan sekali dua kali Andri kepeleset terguling-guling dan kepentok pohon. Huhu. Nasib, nasib. Dia heran ngeliat rekan perjuangannya yang masih sehat walafiat tak kurang suatu apa, sambil ngerokok lagi. Kurang tantangan kali ni orang. Andri mikir, mungkin rekan2 sependakiannya itu punya silsilah kekerabatan yang lebih dekat sama orang utan ketimbang dia.

Dan pendakian terus berlanjut sampai 12 jam. Andri yakin, besok pagi begitu nyampe puncak, dia pasti mencret-mencret. Demi cinta.

Puncak Gunung Ciremai emang ga ada duanya, pikir Andri. Dari puncak kita bisa ngeliat kawahnya yang masih aktif. Sekali-kali terlihat asap muncul dari kawah itu. Awan-awan nampak sejajar sama kita. Berasa ada di negeri diatas awan. Denger2, Gunung Ciremai ini adalah gunung tertinggi di Jawa Barat. Bener2 gak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Kota Cirebon sebelah utara yg punya pantai itu bener2 keliatan nyambung sama laut jawa. Ckckck. Dan pendakian selama 12 jam malah membuat pemandangan ini lebih indah lagi. Andri inget Astri. Buat Andri, Astri lebih indah.

Mereka bikin tenda di situ cuma semalam. Besoknya langsung turun gunung. Dan seperti yang dibilang Armas, di lereng menuju puncak memang banyak ditumbuhi edelwis, bunga abadi. Andri cuma metik satu tangkai, buat Astri.

Kosan Astri. Ruang tamu. Jam sembilan malem. Andri abis ngajakin Astri nonton Spiderman. Andri pamit pulang. Tapi sebelum itu dia ngasih secarik kertas buat Astri. Di kertas itu ada setangkai edelwis.



3078 meter diatas permukaan air laut
12 jam pendakian menuju puncak
10 kilogram keril bag di bahu
1 kuntum edelwis untuk gadis termanis

Gn.Ciremai, 17-19 Agustus 2004


NB : Astri, kalo kamu mau, akan kudaki semeru buat kamu.



Astri emang ga bilang apa2 saat itu. Cuma tersenyum tipis dan matanya berkaca-kaca.

No comments: